Kemajuan ekologi di hutan dan padang rumput telah mendapat pujian luas dari masyarakat internasional

Tiongkok merupakan peserta, kontributor, dan pemimpin penting dalam kemajuan ekologi global. Dalam beberapa tahun terakhir, terutama selama periode "pilihan yang jauh lebih tajam dan konsekuensi yang lebih serius", negara kita telah bergabung dengan 32 konvensi lingkungan atau ekologi, yang bertanggung jawab atas konvensi perdagangan internasional spesies fauna dan flora liar yang terancam punah (CITES), konvensi internasional tentang lahan basah terutama sebagai habitat unggas air (RAMSAR), Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang jika terjadi kekeringan serius dan/atau penggurunan negara-negara di Afrika khususnya konvensi tentang pencegahan dan pengendalian penggurunan (UNCCD) tiga konvensi internasional serta pekerjaan implementasi "dokumen hutan PBB", Untuk melaksanakan konvensi tentang perlindungan warisan budaya dan alam dunia (WHC), konvensi internasional tentang perlindungan varietas tanaman baru (UPOV), konvensi tentang keanekaragaman hayati (CBD), konvensi kerangka kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang perubahan iklim (UNFCCC), dan pemangku kepentingan lainnya rumput dan konvensi internasional, daerah sekitar pohon dan pembangunan peradaban ekologi, dan mengambil bagian aktif dalam konferensi para pihak seperti konferensi besar mekanis konvensi, dan menyelenggarakan kegiatan tema besar di seluruh dunia, melaksanakan serangkaian fundamental, perintis, pekerjaan jangka panjang, untuk memecahkan masalah kontribusi ekologi global terhadap kebijaksanaan dan skema Cina, menerima pujian luas dari masyarakat internasional.

– Tiongkok telah berulang kali dipuji oleh organisasi internasional atas prestasinya dalam perlindungan lahan basah.

Tiongkok bergabung dengan Konvensi Lahan Basah pada tahun 1992, dan telah menetapkan 57 lahan basah penting secara internasional, lebih dari 600 cagar alam lahan basah, dan lebih dari 1.000 taman lahan basah, dengan tingkat perlindungan lahan basah sebesar 52,19 persen. Selama periode “Rencana Lima Tahun ke-13”, praktik kerja dan pencapaian perlindungan lahan basah Tiongkok telah dipuji secara luas oleh komunitas internasional, yang telah mengeksplorasi jalan bagi negara-negara berkembang untuk belajar dari perlindungan lahan basah dan pemanfaatan rasional. Pada tahun 2018, bekas Administrasi Kehutanan Negara dianugerahi Penghargaan Keunggulan dari Penghargaan Konservasi Lahan Basah pada Konferensi Para Pihak ke-13 pada Konvensi Lahan Basah. Pada tahun yang sama, Profesor Lei Guangchun dari Fakultas Cagar Alam Universitas Kehutanan Beijing dianugerahi “Penghargaan Sains dan Konservasi Lahan Basah Luke Hoffman” oleh Wetland International. Sejak tahun 2012, Sekretaris Jenderal Konvensi Lahan Basah secara berturut-turut telah sepenuhnya menegaskan upaya Tiongkok dalam perlindungan dan pengelolaan lahan basah.

– Pelaksanaan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Tumbuhan dan Satwa Liar yang Terancam Punah telah berulang kali mendapat pengakuan dari organisasi-organisasi internasional.

Tiongkok bergabung dengan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah (CITES) pada tahun 1980 dan mulai berlaku pada tahun 1981. Penerapan Konvensi oleh Tiongkok telah sepenuhnya diakui oleh masyarakat internasional, dan Tiongkok telah terpilih sebagai Perwakilan Regional Asia dari Komite Tetap CITES berkali-kali. Saat ini, Tiongkok juga menjabat sebagai Wakil Presiden Komite Tetap Konvensi. Pada tahun 2019, Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) menganugerahkan “Penghargaan Penegakan Hukum Lingkungan Asia” kepada Administrasi Kehutanan dan Padang Rumput Negara, sebagai pengakuan atas kontribusi luar biasa administrasi tersebut untuk memperkuat koordinasi antar-lembaga dalam penegakan hukum, mempromosikan kerja sama internasional, dan bersama-sama memerangi perdagangan satwa liar ilegal transnasional. Penghargaan ini ditetapkan oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) untuk mengakui dan memberi penghargaan kepada organisasi dan individu yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam memerangi kejahatan lingkungan. Ini juga merupakan penghargaan tim internasional yang dirancang untuk memerangi perdagangan satwa liar ilegal transnasional.

– Pencegahan dan pengendalian penggurunan dan degradasi lahan telah memenangkan banyak penghargaan internasional.

Selama bertahun-tahun, Tiongkok telah mengumpulkan banyak sekali pengalaman dan teknologi dalam pencegahan dan pengendalian penggurunan dan degradasi lahan, yang telah mengangkat puluhan juta orang keluar dari kemiskinan di daerah berpasir sambil mengendalikan penggurunan lahan, dan telah diakui dengan suara bulat oleh masyarakat internasional. Pada tahun 2017, administrasi kehutanan negara mengadakan sejak berdirinya konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa pertama tentang konvensi lingkungan bahwa konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang memerangi penggurunan konferensi para pihak ke-13, administrasi kehutanan negara memberikan penghargaan "kontribusi luar biasa" tata kelola penggurunan global, pencapaian dalam sejarah konferensi yang paling signifikan dinobatkan sebagai konvensi, layanan yang paling sempurna, pertemuan yang paling memuaskan, terlambat bagi negara kita untuk mengadakan konvensi tentang keanekaragaman hayati dan konvensi lingkungan lainnya tentang menyediakan referensi yang bermanfaat. Pada Konferensi Para Pihak ke-14 Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Memerangi Penggurunan pada tahun 2019, sekretariat Konvensi mengucapkan terima kasih kepada tim Tiongkok atas kerja kerasnya sebagai ketua Konvensi dari tahun 2017 hingga 2019, dengan mengatakan bahwa penerapan Konvensi oleh Tiongkok telah memperkuat kohesi masyarakat internasional. Perwakilan regional Asia memuji Tiongkok karena membawa konvensi ini ke tingkat baru; Perwakilan wilayah Afrika mengatakan bahwa kinerja Tiongkok dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai ketua Konvensi telah membawa vitalitas dan momentum baru bagi perjuangan global dalam memerangi penggurunan.

– Proyek kehutanan dan padang rumput Tiongkok menyediakan solusi Tiongkok bagi tata kelola ekologi global.

Tingkat tutupan hutan Tiongkok telah meningkat dari 12,7 persen pada awal tahun 1970-an menjadi 22,96 persen pada tahun 2018. Luas hutan buatan telah menduduki peringkat pertama di dunia selama bertahun-tahun berturut-turut, dan baik luas hutan maupun stok hutan telah mempertahankan "pertumbuhan ganda" selama lebih dari 40 tahun berturut-turut. Tiongkok telah menjadi negara dengan pertumbuhan sumber daya hutan terbesar di dunia. Pada bulan Februari 2019, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) mengumumkan bahwa seperempat dari peningkatan hijau dunia berasal dari Tiongkok, dan penghijauan menyumbang 42 persen. Proyek Three North telah membuat prestasi luar biasa dalam 40 tahun terakhir dan telah dipuji oleh masyarakat internasional sebagai "proyek paling ekologis di dunia". Ini telah menjadi model tata kelola ekologi global yang sukses. Pada tahun 2018, lembaga ini dianugerahi Penghargaan Praktik Unggulan Perencanaan Strategis Kehutanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Para pembangun Ladang Hutan Saihanba dan proyek “Demonstrasi 1000 Desa dan Peningkatan 10.000 Desa” di Provinsi Zhejiang telah dianugerahi Penghargaan Penjaga Bumi, penghargaan tertinggi dari perlindungan lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada bulan Februari 2019, jurnal Nature menerbitkan sebuah artikel yang merinci upaya Tiongkok untuk mengembalikan lahan pertanian menjadi hutan dan padang rumput serta mengatasi perubahan iklim, yang menyerukan dunia untuk belajar dari praktik pengelolaan penggunaan lahan Tiongkok.